Perbedaan wayang Gaya Yogyakarta dengan daerah lain
Yang membedakan wayang gaya Yogyakarta dengan gaya lain khususnya dengan gaya Surakarta antara lain adalah :
- Untuk Gaya Yogyakarta, postur tubuhnya lebih gemuk, gaya Surakarta lebih ramping.
2. Wayang Yogyakarta menunjukkan dalam posisi bergerak, hal ini terlihat dalam posisi telapak kakinya yang belakang agak berjinjit, seolah-olah akan berjalan gaya Surakarta statis.
Tradisi Pewayangan gaya Yogyakarta paling tidak secara nyata dalam bentuk serta diwadahi dalam lembaga semi formal adalah pada tahun 1925 ditandai dengan adanya lembaga kursus rencana calon dalang yang terkenal dengan sebutan Habiranda di bawah panji kraton Yogyakarta. Walaupun diketahui secara umum sebelumnya juga telah ada pewayangan di luar kraton yang sering dikenal dengan tradisi pewayangan gayapedesaan. Artinya gaya pewayangan yang telah lama diwarisi oleh para dalang yang semakin jauh jaraknya dari kraton, maka bentuk gaya pewayangannya pun akan menunjukkan variasi tersendiri. Pengakuan keberadaan yayasan Habiranda hingga sampai saat ini dari masyarakat dalang maupun pemerhati tetap menganggapnya sebagai institusi yang mapan dan manjadi acuan budaya wayang di wilayah Yogyakarta.
Sebagai langkah pembinaan para dalang di wilayah Yogyakarta, pihak kraton sejak tahun 1955 mengeluarkan kebijakan, dengan mengijinkan diselenggarakannya pementasan rutin di Kagungan Dalem Gedung Sasana Hinggil Dwi Abad. Pihak lain pun tertarik untuk mendukung prakarsa ini, yaitu Harian Umum Kedaulatan Rakyat bersama-sama RRI Nusantara II Yogyakarta.