WAYANG CALON ARANG, biasanya diselenggarakan pada hari odalan, di daerah-daerah yang oleh masyarakat suku Bali diperkirakan sering dikunjungi leak, misalnya di dekat kuburan atau tempat ngaben. Leak adalah semacam makhluk halus dalam mitologi Bali.
Dalam bentuk Wayang Kulit, Wayang Calon Arang menampilkan bentuk-bentuk tokoh makhluk menakutkan. Untuk mempergelarkan Wayang Calon Arang, diperlukan beberapa bebanten atau sesaji yang khusus.
Cerita pokok Wayang Calon Arang mengisahkan musibah yang dialami kerajaan Erlangga, akibat ulah seorang janda dari Desa Girah. Janda itu, di Bali disebut Randa ing Girah, dan terkenal dengan sebutan Calon Arang, sakit hati pada Prabu Erlangga, karena sang Raja enggan mengawini anak gadisnya. Gadis itu, sudah tergolong perawan tua, bernama Ratna Manggali.
Untuk melampiaskan dendamnya, dengan kekuatan ilmu hitamnya. Janda Dusun Girah itu membunuh banyak orang. Prabu Erlangga kemudian minta bantuan pada Empu Baradah di Semasana, Lemah-tulis. Empu Baradah menyuruh salah seorang muridnya bernama Bahula untuk meminang putri Calon Arang. Maka kawinlah Empu Bahula dengan Ratna Manggali, Si Perawan Tua.
Setelah beberapa waktu mereka kawin, Bahula membujuk Ratna Manggali agar mencuri limpyakara, pusaka milik Calon Arang yang digunakan sebagai sarana ilmu hitamnya. Setelah tercuri, secara diam-diam pusaka itu dibawa ke hadapan Empu Baradah. Sesudah diteliti, ternyata pusaka itu sebenarnya amat baik jika digunakan untuk kebaikan.
Empu Baradah kemudian menjumpai Calon Arang, dan berusaha menyadarkan, agar kembali ke jalan kebaikan. Namun, Calon Arang berkeras untuk tetap melampiaskan dendamnya. Karena tidak tercapai titik temu, keduanya mengadu kesaktian. Akhirnya Calon Arang tewas di tangan Empu Baradah.
Walaupun Wayang Calon Arang ini menakutkan, seram mencekam, tetapi mengasyikkan bagi sebagian besar penontonnya. Apa lagi bila dalangnya memiliki ilmu tinggi. Dalang itu, di Bali disebut dalang leak, kadang kala mengundang orang-orang yang memiliki ilmu, yang tinggal di daerah tempat pertunjukan diadakan.
Jika terjadi perang leak antara sang Dalang dengan salah seorang penonton yang memiliki ilmu, penonton yang lain tidak berani keluar dari arena pertunjukan. Mereka takut kalau-kalau terkena dampak dari pertarungan itu. Namun, di dalam ketakutannya itu para penonton juga merasakan keasyikan, serta merasa mendapat pengalaman yang tidak terlupakan.